Sabtu, 13 Februari 2010

LIDAH TAK BERTULANG

Bila anda ingin menopang pelayanan silahkan kirim ke :
BRI SIMPEDES cabang AMBARITA
No.Rek : 5247-01-002561-53-8
Atas nama : VENJUS SAUDARA MARULI NADEAK
DAN JIKA ANDA INGIN DIDOAKAN PERGUMULAN ANDA SILAHKAN KETIK DIKOMENTAR.

Sebelum memasuki nats firman Tuhan terlebih dahulu saudara membacakan doa dengan bersuara dibawah ini :
Allah yang kami sembah melalui Yesus Kristus.Ya Allah, sembuhkanlah pendengaranku. Ya Allah sembuhkanlah penglihatanku. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung padamu ya Yesus amin
Nats Renungan
Yakobus 3:9 – Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah.

Kehidupan selebriti penuh dengan berita, tak terkecuali dengan Maya Rumantir. Ia pernah digosipkan memiliki hubungan khusus dengan Tommy Suharto. Menghadapi hal itu, kepada reporter majalah Bahana, ia berkata, “Small people selalu bicara soal harta benda, kekayaan, kedudukan dan gosip. Tetapi orang yang intelegensinya cakap, yang berhikmat, akan berbicara tentang ide-ide baru; tentang apalagi yang bisa kita lakukan.” (Bahana, Juni 2004).

Kalau kita renungkan, di kelompok mana kita berada? Orang yang dapat digolongkan memiliki intelegensi yang cakap, berhikmat, yang kerapkali berbicara tentang ide-ide baru dan tentang hal yang positif yang dapat kita kerjakan, atau justru malah sebaliknya? Beberapa ayat Alkitab yang dapat dikutip sehubungan dengan cara berbicara adalah sebagai berikut: “Didalam mulut orang bodoh ada rotan untuk punggungnya, tetapi orang bijak dipelihara oleh bibirnya.” (Ams. 14:3); Sekalipun ada emas dan permata banyak, tetapi yang paling berharga ialah bibir yang berpengetahuan.” (Ams 20:15); ”Awasilah mulutku ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibirku!” (Maz 141:3). Rasul Yakobus melihat bahaya yang dapat terjadi jika orang percaya tidak dapat mengekang lidahnya. Pembicaraan yang negatif seumpama api, yang pada awalnya kecil, tapi dapat membakar sebuah hutan yang besar (ay. 5). Demikian pula dengan setiap perkataan sia-sia yang keluar dari mulut kita dapat merusak persahabatan, rumah-tangga, dan kesatuan Tubuh Kristus. Menguasai lidah memang tidak mudah. Meski demikian kita harus tetap berusaha melakukannya agar memiliki lingkungan sosial yang sehat di manapun kita berada. Jika hal ini terjadi, maka damai sejahtera benar-benar akan kita rasakan.

Sebab itu, hindarilah setiap perkataan yang sia-sia dan yang tidak membangun. Janganlah mengisi pikiran kita dengan pembicaraan orang-orang yang disebut small people, yang hanya berbicara soal harta benda, kekayaan, kedudukan dan gosip! Lebih baik membicarakan ide-ide baru dan apa yang bisa kita lakukan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik.

Lidah memang tak bertulang, maka berhati-hatilah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar